Batuan Beku
Dimulai dari
batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari dalam
bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku
tersebut terdiri atas :
·
Batuan dalam, membeku
secara perlahan-lahan di dalam
·
Batuan korok, membeku
di daerah korok
·
Batuan leleran,
membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
Batuan asam, mengandung
banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida, mengandung kwarsa
berwarna keputih-putihan.
Batuan basa, kadar asam
salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :
- Granit
Proses
terbentuk
: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang
membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku
dalam.
Massa
jenis
: sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna
: putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Batuan ini banyak di temukan di
daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebagai : Batu bahan bangunan, Monumen,
Jembatan, sebagai dekorasi, Bahan tegel dan lain-lain.
2. Gabro
Proses Terbentuk
: terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung.
Termasuk batuan dalam
Massa
Jenis
:2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna
: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik
lain : Batuan gabro
berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma
asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga
atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak
pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan
ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung
secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut
terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya
besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan
tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini
menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada
batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa
tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit
Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari
lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku)
ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100
derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa
Jenis : 2,8 –
3 gram/cm3
Warna
: agak gelap (abu-abu tua).
Batu andesit sering digunakan sebagai : Nisan kuburan, Cobek, Lumping
jamu, Cungkup (kap lampu taman), Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi, Sarkofagus,
Punden berundak, Meja batu.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di
daerah Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat
perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di
daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit
Bintik dan Andesit Polos.
4.Diorit
Proses terbentuk :
Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari
hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.
biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung
didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada
deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak
beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk
menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan
beku dalam
Massa
jenis
: 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna
: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan
: batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai
bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.
5. Basalt
Proses
Terbentuk :
Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat
permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran
butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa
jenis
: 2,7 – 3 gram/cm3
Warna
: Gelap
Karakteristik
lain : Batuan
Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt
yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama
gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe
basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2
yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada
basalt tholeitik.
Manfaat
: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan
bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
6. Obsidian
Proses
Terbentuk :Obsidian
merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan
terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang
disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar,
mineral hitam dan kuarsa.
Massa
Jenis
: 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna
: Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus,
merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau
merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau
mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide
bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik
lain : Batu obsidian
mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu
mulia tanggung.
Manfaat
: Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin, Dijadikan kerajinan
Di Itali, Perancis dan Belanda batu
ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di tiap
rumah.
7. Pumice (batu apung)Proses Terbentuk : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa
Jenis
: dibawah 1 gram/cm3
Warna
: Putih, dan coklat muda
Karakteristik
lain
: dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas.
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi
(filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing,
abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
8. Diorit
Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik
dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi
ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit.
Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan
gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit.
Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak
penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65%
plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit.
Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan
epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah
abu-abu gelap hijau keabu-abuan.9. Liparit
Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
10. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass.
10. Skoria
Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.
11. Tufa Gelas
Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
B. BATUAN SEDIMEN
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari
tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis)
yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic);
pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir,
dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi
akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup
oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel
yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara
melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang
larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya :
-
batuan sedimen
klastik
-
batuan sedimen kimiawi
-
batuan sedimen
organik
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut :
-
batuan sedimen aerik
-
batuan sedimen
aquatik
-
batuan sedimen marin
-
batuan sedimen
glastik
Berdasarkan tempat endapannya :
-
batuan sedimen limnik
-
batuan sedimen fluvial
-
batuan sedimen marine
-
batuan sedimen
teistrik
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir
penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat,
batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit dan stalakmit, moraine
Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari batu apung :1. Konglomerat
Proses Terbentuk :Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Warna
: berwarna warni
Manfaat
: Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir
rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon
(source rocks).
2. Batu PasirProses Terbentuk :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna
: Coklat dan putih
Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu
kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi
Karakteristik
: Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang
cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan
dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan
matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu bersama-sama.
Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci
(lima sentimeter).
Warna
: merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga, meja
kecil, atau asbak.
4. Stalakmit dan StalagmitProses Terbentuknya : Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke atas.
Warna
: kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Manfaat
: sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan hiasan rumah.
Tempat
: Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di sekitar air terjun.
5. Batu LempungProses Terjadinya : Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Warna
: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat
: Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.
Tempat
: Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.
6. Batu gamping (batu kapur)
Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan,
abu-abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya
kotoran-kotoran, oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus,
pecahannya conchoidal. Selama proses pelapukan dari limestone, calcium
carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang
kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang berwarna merah
atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas karbondioksida.
Terbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati. Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.
7. Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
8. Serpin
Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.
C. BATU METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan.
Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses
kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi
dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya
terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang
jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi
penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-mineral baru yang stabil.
Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi
oleh fluida, dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara
butiran mineral atau pori-pori batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut
akan mempercepat proses metamorfisme.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik.
Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan
tersebut :
-
Komposisi mineral batuan
asal
-
Tekanan dan
temperatur saat proses metamorfisme
-
Pengaruh gaya
tektonik
-
Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan
metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
oliasi, struktur planar
pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial (berbeda)
pada saat proses metamorfisme.
Non foliasi, struktur
batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral dalam
batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
·
Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau
ekstrusi lava.
·
Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang
sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
·
Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat
pergerakan patahan lempeng.
Berikut adalah contoh dan karakteristik dari betuan metamorf :1. Gneiss (ganes)
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam
Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika
dan amphibole.
Asal
: Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna
: Abu-abu
Ukuran butir
: Medium – Coarse grained
Struktur
: Foliated (Gneissic)
Komposisi
: Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme :
Tinggi
Ciri khas
: Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya
amphibole dan mika.
Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya
berlapis-lapis akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk
foliasi sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat
metamorfise, yang tinggi bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada
prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit
kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa
dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan
feldspat, sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan
augite. Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. 2. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal
: Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna
: Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir
: Fine – Medium Coarse
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
: Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri
khas
: Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet
3. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas
sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari
kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna
: Bervariasi
Ukuran butir
: Medium – Coarse Grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri
khas
: Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.
Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit
maupun batu kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi
calsit. (dolomit) yang biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur
aslinya. Marmer yang terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic
marble). Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering meliuk
atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit
terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama
dengan phyllite, slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat
bervariasi dari yang berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar.
Pada tipe-tipe metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi
kristal-kristal yang memanjang sebagai hasil tekanan yang searah.
Meneral-mineral aksesor pada marmer banyak macamnya antara lain:
tremolit, forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl,
felspar, dan garnet, yang kesemuanya ini tergantung pada macam material batuan
asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai dari cerah atau putih apabila terdiri
dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi
warna tergantung pada mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer
yakni: breccia marble, tremolite marble, graphite marble, talcose marble,
phlogopite marble.
4. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat.
Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang
tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa
mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir
terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal
: Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna
: Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir
: Medium coarse
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
:
Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas
: Lebih keras dibanding glass
5.Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh
rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan
ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah
seperti schistose.
Asal
: Metamorfisme dinamik
Warna
: Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas
: Dapat dibelah-belah
6. serpinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih
mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi
(serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur
rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan
ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal
: Batuan beku basa
Warna
: Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur :
Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas : Kilap
berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
7.Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami
metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber
panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna
: Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas
: Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
8. Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi
dibandingkan phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih
kasar dari slate dan phyllite tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut
terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal
prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain : chlorite,
sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik
adalah actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite.
Kadang-kadang schist hanya terdiri dari satu macam mineral saja, contohnya talc
schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih mineral seperti calcite
- sericalcite – albite schist. Sekis sering mengandung mineral-mineral
yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi
equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur
porphyroblastic. Batuan-batuan scihist dapat pula berasal dari gabbro, basalt,
ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika beberapa “ teksture asli batuan
asal” masih ada, akibat tekanan yang kuat, maka batuan disebut, metabasalt,
metagabbro dan sebagainya.9. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran butir maupun kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat dalam jumlah yang besar.
10. Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis. Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya. Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale. Warna yang ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena adanya mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang berasal dari batu pasir “ graywacke” disebut “ graywacke slate”.
11. kuarsit
Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras karena adanya sementasi sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede. Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit. Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih, coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.
3. Batuan
metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock),
yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau tekanan dan temperatur (HGF Winkler, 1967 dan 1979). Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau tekanan dan temperatur (HGF Winkler, 1967 dan 1979). Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
Kerak Bumi (termasuk litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu. Dalam bangunan
batuan biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian
kurang dari 10 meter, batuan juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan
dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batuan alam.

sumber :
komplet jeng postingannya
BalasHapusbermanfaat...tambah ilmu... makasih
really good posting! Thank you and keep posting! :D
BalasHapusGood ~~ sgt lengkap .
BalasHapussaya pengen tahu MASSA JENIS berbagai macam butu akik yg sekarang ramai dibicarakan
BalasHapus